[FanFic] Life With a Fairy (Part 3-end)

Title       : Life With A Fairy

Author  : Ima Tripleshawol

Cast       : Kim Kibum a.k.a Key, Kim Sang Eun, Choi Sulli

Rating   : PG+15

Genre   : AU, Romance

Length  : Series

Note       : tanda – — – — ganti POV, gomawo. Comment ..

Aku membuka diary itu. Sang Eun menulis hal-hal yang ia alami bersamaku selama 3 minggu ini. Tapi ini tidak terlihat seperti sebuah diary. Tulisan seperti ini lebih tepat kusebut sebuah laporan ? Ya, laporan. Aku membuka halaman demi halaman, mataku membelalak ketika membaca halaman ke 12.

“Aku tidak sanggup untuk melanjutkan tugasku di bumi lagi. Aku sudah mulai melanggar perjanjian dunia peri untuk tidak jatuh cinta dengan manusia. Tapi aku mencintainya. Aku ingat kata-kata ratu Arkia tentang perjanjian dunia peri seminggu yang lalu. Maafkan aku ratu Arkia, aku sudah mencintai Key. Aku tidak tahu bagaimana cinta. Tapi aku yakin bahwa yang aku rasakan sekarang ini adalah cinta. Kau boleh membunuhku karena perasaanku ini. Tapi rasa cintaku pada Key tidak akan terhapuskan sampai kapanpun. Kau ingat apa yang kau katakan dulu ? ‘cinta pertama tidak akan pernah bisa dilupakan, walaupun dia seorang manusia’. Dan sekarang aku merasakannya, karena Key cinta pertamaku. Key, saranghae. .”

Air mataku mengalir begitu saja ketika membaca tulisan itu. Ternyata dia seorang peri yang selama ini selalu kuharapkan ? aku baru sadar kalau aku mencintaimu Sang Eun.

– — – –

Sang Eun POV

Aku membuka mataku perlahan. Aku berada di sebuah ruangan berwarna putih. Ruangan yang luas, tanpa ujung, dan berwarna putih semuanya. Aku tidak bisa kemana-mana, aku ada di ruang hukuman untuk para peri.

“Sekarang kau tahu akibatnya ?” terdengar suara yang entah darimana asalnya. Aku mengitarkan pandanganku ke seluruh ruangan ini. Tidak ada noda hitam sedikitpun. Bagaimana aku keluar dari sini.

“Kau sudah melanggar perjanjian sang eun, atau lebih pantas aku memanggil kau grace disini ?” sambung suara itu. Ah iya, aku lupa bahwa namaku sebenarnya adalah grace. Sang eun hanya nama samaranku selama di bumi.

“Ratu Arkia ?” aku mencoba menebak suara itu.

“Ne, ini aku. Kau sudah mengecewakanku, sekarang dia tahu keberadaan dunia peri. Kau harus membayar semuanya,” ujar ratu Arkia. Aku menatap langit-langit ruangan ini yang juga tidak berujung. Aku tidak tahu bagaimana caranya, aku ingin kembali bertemu key.

“Kau mau bertemu manusia itu ? Jangan harap !” seru ratu Arkia. Aku bodoh sekali, semua peri kan bisa membaca pikiran orang lain.

“Aku tahu, tapi izinkan aku bertemu dengannya. Hanya untuk. . mengucapkan perpisahan,” jawabku.

Tidak terdengar jawaban apapun dari Ratu Arkia. Tapi lama-lama ruangan ini memudar dan berubah menjadi sebuah padang rumput ilalang yang sangat luas. Tidak ada siapapun disini. Hanya ada aku sendirian dengan memakai dress selutut berwarna putih dan rambut yang tergerai. Ingin rasanya aku berteriak dan memanggil nama key. Tapi dia tidak mungkin ada disini.

“Cari dia. Kau akan kuberi waktu 1 jam untuk bersamanya,” terdengar bisikan itu di telingaku. Aku harus mencari key !!

“Sang Eun !” terdengar teriakan di belakangku. Aku berbalik arah dan berlari menuju asal suara itu.

– — – –

Key POV

Aku memejamkan mataku sambil memeluk diary itu erat-erat. Satu menit kemudian aku membuka mata dan mendapati tubuhku di tengah padang rumput ilalang. Seperti di dalam mimpiku seminggu yang lalu. Apa mungkin sang eun ada disini ?

“Sang Eun !” teriakku. Aku terus menembus ilalang yang tinggi itu sambil berteriak memanggil nama sang eun. Setelah beberapa lama, aku melihat seseorang memakai dress putih selutut membelakangiku. Ini sangat sama dengan mimpiku.

“Sang Eun ?” panggilku lembut. Dia menoleh sambil tersenyum manis padaku.

Sang eun memelukku erat penuh arti. Aku balas memeluknya sambil tersenyum bahagia. Aku merasa hatiku menjadi tenang karena pelukan sang eun.

“Jangan dilepas,” seru sang eun ketika aku hendak melepaskan pelukanku.

“Wae ?” tanyaku. Sang eun menggelengkan kepalanya tepat di depan dadaku.

“Aku mohon. Aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal. Aku tidak mau semakin berat untuk meninggalkanmu,” jawab sang eun. Aku semakin tidak mengerti dengan ucapan sang eun. Jadi dia mau meninggalkanku ?

“Andwae ! Tidak akan kubiarkan kau meninggalkanku !” timpalku sambil mempererat pelukanku.

“Percuma kau memelukku dengan erat. Aku kesini hanya untuk mengucapkan selamat tinggal dan saranghaeyo,” ujarnya.

“Na-do, saranghaeyo sang eun-ah,” jawabku.

Lama-kelamaan tubuh sang eun berubah menjadi angin yang sudah tidak bisa kupeluk lagi. Tubuhnya menghilang bersamaan dengan angin yang bertiup.

Aku tidak bisa membendung air mataku lagi. Satu persatu air mata mulai mengaliri pipiku. Aku tersenyum pahit sambil menghapus air mataku.

“Saranghaeyo sang eun-ah !!” teriakku sekencang-kencangnya. Aku tidak tahu apakah dia mendengarku atau tidak. Aku tidak akan pernah melupakanmu sang eun.

***

“Chagi !” panggil sulli dari depan gerbang sekolah. Aku yang sedang melatih basket pun segera berhenti dan menghampirinya.

“Sedang apa kau disini ?” tanyaku. Sulli menyodorkan sekotak bekal padaku sambil tersenyum.

“Ah, gomawo . .” aku menyambar kotak bekal yang diberikan sulli. Kami duduk di salah satu bangku dekat lapangan basket. Aku membuka kotak bekal itu, aroma rempah sangat menyengat hidungku ketika aku membukanya.

“Ayo coba. .” perintahnya. Aku menyuapkan sesendok bogembap itu ke dalam mulutku. Rasanya sangat enak. Tapi aku merasa pernah memakan bogembap yang lebih enak dari ini.

“Mianhae. Selama 2 tahun kita pacaran, aku baru bisa membuat bogembap untukmu. Aku tidak tahu ini enak atau tidak.” ujar sulli. Aku seperti pernah mengalami ini sebelumnya. Deja vu ?

“Enak sekali. Joahaeyo,” jawabku.

Aku memakan bogembap itu sampai suapan terakhir. Sulli memang selalu bisa mengerti keadaanku. Dia selalu bisa menghiburku dan membuatku tersenyum setiap harinya. Tapi entah kenapa, walaupun aku sudah berpacaran dengan sulli, hatiku tidak sepenuhnya mencintai sulli. Ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatiku yang membuatku tidak terlalu mencintai sulli.

“Ya ! lihat wanita itu,” seru sulli sambil menunjuk ke arah gerbang sekolah.

Seorang wanita masuk ke dalam sekolah sambil mengibaskan rambutnya yang panjang. Semua namja memandang kagum wanita itu, termasuk aku.

“Aaah, neomu yeppoda,” ujarku ringan. Sulli menoleh cepat padaku sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

“Ireon ! Aku marah. Aku mau pulang !” ujar sulli kesal. Aku mencegah sulli dan membuat badannya berbalik padaku.

“Secantik apapun dia. Tidak akan mengurangi rasa cintaku padamu, aku hanya mencintaimu sulli-ya,” jawabku. Wajah sulli memerah sudah seperti kepiting rebus sekarang. Aku tersenyum simpul sambil menarik tangan sulli keluar dari sekolah.

“Sang eun-ah ! kau sudah datang ?” seorang wanita berteriak sambil memeluk wanita yang tadi masuk ke dalam sekolah. Aku menolehkan kepalaku untuk melihat wanita yang bernama sang eun itu. Aku bertatapan dengan wanita yang bernama sang eun itu. Dia tersenyum padaku dan aku pun membalas senyumannya.

Kenapa aku merasa ada yang istimewa di dalam wanita itu ? sang eun ? kenapa aku tidak asing dengan nama itu ?

***

“Andwae ! Tidak akan kubiarkan kau meninggalkanku !”

“Aku kesini hanya untuk mengucapkan selamat tinggal dan saranghaeyo

“Andwae !!” aku bangun dari tidur dengan keringat yang sudah membasahi keningku.

Mimpi itu sering datang di setiap tidurku. Memang orang bilang mimpi hanya bunga tidur. Tapi sepertinya itu bukan hanya bunga tidur.

Aku memandangi tempat tidur yang ada di hadapanku. Selama 2 tahun aku merasa biasa saja karena memang biasanya tidak ada yang menempatinya. Tapi sekarang, aku merasa kesepian. Sepertinya akan lebih baik kalau aku berjalan-jalan diluar.

Aku mengambil kaus tipis yang kugantung di tembok kemudian memakainya. Dengan merapikan rambut sedikit aku baru berjalan keluar dari apartemen.

***

Berjalan-jalan di sekitar apartemen membuatku sedikit melupakan mimpi burukku. Langkahku terhenti di depan sebuah toko yang menjual berbagai macam boneka di dalamnya. Lagi-lagi seperti ada sesuatu yang menarikku untuk masuk ke dalam toko itu.

Aku berjalan menuju sepasang boneka beruang yang ada di pojok ruangan. Terdapat tanda hati diantara boneka itu. Dan tanda itu pula yang menyatukan mereka berdua. Hati mereka satu. Mereka berdua seolah tidak akan bisa terpisahkan.

“Lucu ya,” ujar seorang wanita di sebelahku. Aku mengangguk sambil terus memperhatikan boneka itu.

“Kau tahu ? Hatiku seperti itu dulu. Menyatu dengan seorang namja, karena tanpa aku dia tidak akan bisa hidup. Tapi sekarang semuanya berubah, karena dia tidak mengingatnya. Walaupun dia sudah tidak ingat lagi,  tapi aku yakin dia bisa merasakannya,” sambung wanita itu lagi. Aku menoleh pada wanita yang sedang berbicara denganku, sepertinya. Eh ? Dia menangis ?

“Wae-waeyo ?” tanyaku sedikit cemas. Wanita itu tiba-tiba saja menangis ketika berbicara denganku. Apa yang dipikirkan orang-orang nanti ? Bisa-bisa orang berpikir kalau dia menangis karena tidak dibelikan boneka. Ottokhaji ?

“Anniyo. Mianhae, aku sudah membuatmu takut. Aku pulang dulu,” jawabnya kemudian berlari meninggalkanku. Aku masih terpaku memandanginya sampai wanita itu menghilang dari pandanganku.

‘Walaupun dia tidak ingat lagi, tapi aku yakin dia bisa merasakannya’ ucapan wanita itu terus terngiang di kepalaku. Ucapannya langsung menusuk ke dalam hatiku ketika dia mengatakannya. Wanita itu seperti memang menujukan ucapan itu padaku.

– — – –

Sang Eun POV

Ingin rasanya aku memeluk key saat itu juga. Aku sangat merindukannya. Ratu Arkia benar-benar menghapus semua ingatan key bersamaku dulu, tapi tidak dengan ingatanku. Karena key adalah cinta pertamaku. Aku tahu bahwa key bisa merasakan apa yang aku rasakan sekarang. Ratu Arkia tidak akan bisa menghapus perasaannya terhadapku.

Sejak aku dihukum di dunia peri, pikiranku tidak pernah lepas dari key. Ratu Arkia selalu berusaha untuk menghapus key di dalam benakku, tapi tidak bisa. Selama 2 tahun aku menunggu untuk bebas dari penjara tak berujung itu. Menunggu untuk bisa bertemu dengan key lagi.

Aku memohon pada Ratu Arkia agar aku bisa kembali ke bumi lagi. Dia mengabulkan permohonanku, dengan syarat aku dikeluarkan dari dunia peri dan dia mencabut semua kemampuan yang aku miliki sebagai peri. Atau lebih tepatnya, aku dikutuk.

***

Aku berlari ke sebuah taman yang berada tidak jauh dari toko boneka tempat aku bertemu dengan key. Air mataku mengalir begitu saja begitu melihat wajah key. Itu boneka yang sama dengan yang aku tunjuk waktu kami ke toko boneka dulu. Dia memang belum sempat melihat boneka itu, tapi dia merasakan apa yang aku rasakan. Aku suka dengan boneka itu, maka key juga. Aku suka dengan key, maka dia juga menyukaiku. Karena hati kami satu seperti yang kukatakan tadi.

“Kenapa susah sekali untuk melupakanmu ? Aku masih mencintaimu key. .” gumamku. Aku duduk di salah satu kursi di taman itu. Begitu banyak kenangan yang aku lalui bersama key dulu. Dia benar-benar merubah hidupku.

“Sepertinya ini sudah malam. Tidak baik seorang wanita berkeliaran malam-malam begini,” ujar seorang namja di hadapanku.

“Aku tidak peduli,” jawabku dingin sambil menghapus air mataku. Aku beranjak dari kursi hendak pergi dari taman itu. Tapi namja di hadapanku menyergah tanganku dan membuatku berbalik padanya. Key ?

“Aku mohon tetap disini sang eun-ah,” serunya. Chamkanman, kenapa dia bisa tahu namaku ?

“Siapa kau ? Kenapa kau bisa tahu namaku ?” tanyaku bohong. Dia menarik tanganku dan membuatku duduk di kursi lagi.

“Jangan bohong. Kau pasti kenal denganku. Siapa kau sebenarnya ?” ujar key sambil menatapku lekat-lekat. Aku berpikir sejenak, memperhatikan wajah key yang terlihat serius menanyakan hal ini padaku.

“Kalau aku bilang aku ini seorang peri yang dulu pernah tinggal denganmu, apa kau percaya ?” jawabku. Key menatapku lagi, kali ini dengan tatapan kosong seolah tidak percaya dengan apa yang kukatakan tadi. Tiba-tiba saja key menarik tubuhku ke dalam pelukannya.

“Kau wanita yang selama ini aku cari sang eun. Aku memang lupa kenanganku bersamamu, tapi aku bisa merasakannya karena hati kita memang satu,” balas key sambil mengusap kepalaku lembut. Aku membalas pelukan key sambil tersenyum bahagia.

“Apa kau masih mencintaiku ?” tanyaku masih sambil terus memeluknya.

“Ne, neoman saranghae,” jawabnya. Kami terdiam beberapa saat.

“Jadi, kau mau kembali tinggal bersamaku ?” tanya key.

“Sure, dengan senang hati.” jawabku. Key melepas pelukannya kemudian memegang bahuku kuat. Tangan kirinya memegang daguku kemudian mengangkatnya sehingga membuat wajahku dan wajah key sejajar.

Key mengecup bibirku dengan lembut. Tulang-tulang di dalam tubuhku serasa berubah menjadi spons. Tubuhku seperti melayang entah kemana. ‘Na-do saranghae Kim Kibum’ gumamku di dalam hati.

– — – –

Author POV

Sulli yang melihat key mencium sang eun hanya bisa tersenyum. Dia sadar bahwa selama ini key tidak mencintainya. Dan key telah menemukan cintanya yang selama ini dia cari. Walaupun sulli tidak mengenal wanita itu, dia tahu kalau wanita itu adalah kebahagiaan key.

“Aku senang melihatmu bahagia. Mungkin lebih baik kalau kau bersamanya,” gumam sulli sambil berlalu kembali ke rumahnya.

– — – –

Epilog

The Love that he left in your heart is a scar

Crazy, erase the unforgettable memories

Only love can erase past love

Now just look at me standing beside you

-SHINee  One For Me-

~FIN~

comment ya…

3 thoughts on “[FanFic] Life With a Fairy (Part 3-end)

Leave a comment